Peti Mati Berlapis Emas Raja Tutankhamun

Salah satu harta karun emas yang paling mencolok berasal dari masa seabad lalu, milik seorang raja Mesir atau Firaun Tutankhamun. Kematiannya yang terlalu dini di usia muda telah memikat imajinasi dunia selama berabad-abad.

Makamnya bersembunyi di lembah para raja di tepi barat Luxor. Arkeolog Inggris Howard Carter mengungkapkannya pada bulan November 1922 dan menarik perhatian dunia.

Bagian dalam sebuh peti matiterdapat emas padat yang menakjubkan dengan berat sekira 125 kilogram. Peti berisi mumi raja itu juga dimahkotai dengan topeng emas ikonik. Di bagian luarnya terdapat sebuah mahakarya kayu berlapis emas, yang menggambarkan raja dalam wujud Osirian.

Artifak Muisca ini ditemukan pada tahun 1969 oleh seorang petani. Dipercaya bahwa artefak tersebut menggambarkan upacara inisiasi penguasa baru.

Terbuat dari paduan emas, perak, dan tembaga, Muisca memiliki kilau kuning kemerahan yang unik. Tekstur kayu rakit mencerminkan deskripsi ritual, dengan penggaris digambarkan secara jelas di tengah sosok-sosok kecil yang sedang mendayung dan mengenakan topeng.

Mengapa Litium Dibutuhkan Begitu Banyak di AS?

Litium merupakan elemen terpenting dalam transisi energi terbarukan di AS, salah satunya sebagai bahan pilihan untuk baterai kendaraan listrik.

Saat ini, AS masih mengimpor banyak litium dan ini membuat para pejabat di Departemen Energi AS ingin mengubahnya. Mereka ingin mewujudkan produksi seluruh litium cukup di negara sendiri pada tahun 2030 nanti.

Oleh karena itu, perluasan industri litium masih sangat kontroversial karena penambangannya sebenarnya dapat merusak lingkungan alam, melepaskan bahan kimia beracun, dan mengganggu tanah suci masyarakat adat.

Akan tetapi, pentingnya teknologi baterai lithium-ion bagi transisi dunia menuju energi terbarukan, tak terbantahkan. Terutama pada fungsi litium yang dapat menyimpan listrik yang dihasilkan oleh angin dan Matahari.

Harta Karun Malagana

Harta karun Malagana ditemukan pada 1992 oleh seorang pekerja pertanian tebu di lembah Cauca Kolombia secara tidak sengaja saat mengoperasikan traktor. Harta karun ini kini berada di Museo del Oro i Bogota, Kolombia setelah ditebus senilai Rp5 miliar dari para penjarah.

Video: Terungkap! Misteri Harta Karun Emas Soekarno

China menemukan deposit emas terbesar di dunia bisa menghasilkan lebih dari 1.000 ton emas. FOTO/iStock Photo

menemukan deposit emas terbesar di dunia, yang diperkirakan bernilai lebih dari USD80 miliar atau setara Rp1.300 triliun. Berdasarkan laporan Badan Geologi Hunan, ladang emas yang ditemukan di Wangu, China bisa menghasilkan lebih dari 1.000 ton emas.

Departemen geologi China itu mengumumkan penemuan 40 urat emas, yang merupakan celah-celah panjang dan sempit pada bebatuan yang berisi logam, di kedalaman sekitar 1 mil di daerah Pingjiang, Provinsi Hunan. Batuan-batuan ini saja ditaksir memiliki 300 ton emas dan mungkin ada lebih banyak cadangan di lapisan yang lebih dalam, kata para ahli geologi.

"Banyak inti batuan yang dibor menunjukkan adanya emas," kata Chen Rulin, seorang ahli geologi dan pencari bijih di biro tersebut dilansir dari The Independent, Kamis (5/12/2024).

Pengeboran uji coba di dekat daerah pinggiran situs menemukan lebih banyak emas, yang menunjukkan bahwa deposit tersebut bisa jadi lebih besar. Secara keseluruhan, mungkin ada lebih dari 1.000 metrik ton logam mulia di lokasi tersebut dengan harga saat ini akan menghasilkan lebih dari USD83 miliar.

Harga emas global naik setelah penemuan ini diumumkan, tetapi lintasan jangka panjangnya masih belum pasti karena ketegangan geopolitik di seluruh dunia. Permintaan logam mulia ini telah meningkat di China di tengah ketidakpastian global. Penemuan terbaru ini, menurut Institut Geologi Provinsi Hunan, dapat menjadi signifikan dalam membantu menjaga keamanan sumber daya di China.

Ladang emas Wangu adalah salah satu pusat pertambangan paling penting di China dan negara ini telah menginvestasikan hampir 100 juta yuan untuk eksplorasi mineral di daerah tersebut.

China memproduksi sekitar sepersepuluh dari emas dunia pada 2023. Negara ini adalah pemimpin global dalam bidang pertambangan, mendominasi produksi logam mulia yang digunakan untuk membuat baterai dan barang elektronik generasi baru. Negara ini juga memimpin dunia dalam ekspor teknologi pertambangan, mengembangkan cara-cara baru untuk mengurangi emisi karbon.

Video: Warga RI Mau Good Looking, Industri Kosmetik RI Makin Glowing

1. Tasik Guatavita Tasik Guatavita adalah tempat dimana manusia purba dari Colombia (Amerika Selatan) dulu pernah menyelimuti dirinya sendiri dengan debu emas, lalu mengayuh ke tengah tasik dan menyebarkan emas dan berlian ke dalam tasik sebagai korban kepada berhala mereka.

Tasik Guatavita sempat menimbulkan kekacauan di Amerika Utara ketika itu yang juga ikut membangun terhadap mitos El Dorado (Kota Emas). Percubaan pertama untuk mengambil emasnya dilakukan oleh Hernan Perez de Quesada pada tahun 1545.

2. Harta Karun Kapten Kidd Kapten Kidd adalah seorang kapten kapal bajak laut yang ditahan oleh Kerajaan Inggeris kerana rampasan dan pembunuhan, dan akhirnya digantung.

Takut digantung, Kapten Kidd akhirnya menanam harta karunnya dan meminta para eksekusionernya untuk memburu harta karun tersebut dan mengambilnya. Para eksekusioner tersebut sempat mendapat harta itu, tetapi Kapten Kidd tetap digantung dan dimasukkan ke dalam aspal, lalu digantung di atas Sungai Thames ketika Kerajaan Kerajaan Inggeris memberikan gaji yang lebih besar kepada eksekusioner Kapten Kidd.

Harta karun itu kini berada di sebuah lokasi yang tidak diketahui, dengan sebuah peta ini yang menjadi petunjuknya:

3. Emas Montezuma Zaman dahulu, para Aztec bermaharajalela di Mexico. Mereka membina kerajaan-kerajaan yang megah, dipenuhi dengan kekayaan dan kemakmuran. Hingga akhirnya para peneroka Sepanyol datang. Kerana keunikan warna kulit para orang Sepanyol ini, orang Aztec yang tidak tahu apa-apa menyembahnya.

Namun, kerana ketamakan dari para orang Sepanyol, mereka mengambil alih istana Aztec, membunuh para raja-raja mereka termasuk Montezuma, seorang raja Aztec yang terkenal. Mereka juga melelehkan patung-patung emas milik Montezuma yang tersebar di Tenochtitlan, ibukota Aztec ketika itu.

Hingga akhirnya, masyarakat Aztec merasa mereka telah dibohongi dan memburu para orang Sepanyol keluar dari Tenochtitlan. Malangnya, kerana mereka masih terus saja rakus, para peneroka Sepanyol tersebut terus cuba membawa emas yang berjaya mereka lelehkan. Malangnya, emas yang mereka cuba bawa terlalu berat, dan Tenochtitlan dikelilingi rawa. Para orang Sepanyol tersebut akhirnya terjebak dan tidak boleh keluar. Beberapa cuba, namun mati bersama emasnya di rawa yang mengelilingi Tenochtitlan.

4. Telaga Oak Island Oak Island, sebuah pulau kecil di Nova Scotia, Kanada, adalah sebuah pulau yang tidak berpenghuni. Suatu hari di tahun 1775, seorang penebang kayu Daniel McGinnis sedang berjalan di pulau tersebut untuk mencari kayu ketika ia menemukan sebuah sumur.

Sumur tersebut amat dalam, dan ia begitu yakin bahwa ada harta karun di dalamnya — logika menyatakan bahwa tidak ada orang yang tinggal disitu, untuk apa membangun sumur?

Beberapa abad kemudian, pencari harta karun mulai mencari di sumur itu, dan hingga saat ini, masih belum dapat dipastikan apakah ada emas didalamnya — atau bahkan kedalaman sumur tersebut. Sumur Oak Island tetap menjadi misteri.

5. Harta Karun NAZI Ketika perang dunia II, NAZI mempunyai sebuah rencana rahsia yang amat picik, iaitu cuba menghancurkan ekonomi Amerika dan Inggeris dengan cara membanjiri kedua-dua negara tersebut dengan mata wang palsu yang tidak berharga. Sebahagian dari rancangan ini termasuk … menghujani bandar-bandar Amerika dan Inggeris dengan wang palsu. Modal yang digunakan untuk operasi ini adalah karya-karya seni mahal dan emas rampasan dari negara Eropah lain.

Operasinya disebut Operasi Bernhard. Namun, operasi ini terpaksa gagal ketika Amerika mematikan NAZI pada 1945. Tidak mahu kehilangan modal mereka, para NAZI terpaksa membawa karya-karya seni dan emas mereka, membungkusnya ke dalam plastik dan peti besi, lalu menceburkannya ke dalam tasik Toplitz.

Tasik Toplitz ini begitu tinggi di atas pergunungan dan begitu dalam, hingga beberapa meter di bawah permukaannya, sudah tidak ada oksigen. Para pemburu harta karun juga harus melewati satu lagi: Austria. Austria adalah negara yang begitu sensitif terhadap kata “NAZI” hingga sesiapa yang mengucapkannya secara literal masuk penjara.

Mereka juga harus melawan debu bawah air, pokok-pokok tumbang yang tenggelam ke dalam tasik, dan kapal mereka terus menerus diterpa badai salju, yang menyebabkan rosaknya peralatan navigasi mereka.

Sewaktu kecil, kita kerap mendengar dongeng tentang harta karun peninggalan masa lampau. Harta karun tersebut diimajinasikan berisi koin emas, perhiasan, hingga benda-benda bernilai sejarah. Mereka umumnya terkubur dengan lokasi yang tidak diketahui, baik di daratan maupun lautan.

Ternyata, penemuan harta karun tidak hanya ada dalam dongeng semata, lho. Dalam kehidupan nyata, ada orang-orang yang berhasil menemukan harta karun. Bahkan, beberapa di antaranya ditemukan tak sengaja. Penasaran? Yuk, simak informasi mengenai harta karun yang pernah ditemukan bernilai fantastis di dunia.

Dilansir Duerrs, Hoxne Hoard merupakan harta karun yang diduga merupakan peninggalan masyarakat zaman Romawi akhir. Harta karun tersebut ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang pensiunan petani, Eric Lawes pada tahun 1992.

Awalnya, ia sedang mencari palunya yang hilang di sekitar ladang menggunakan pendeteksi metal dari sang istri. Lawes tidak menemukan palu yang ia cari, alih-alih, ia justru menemukan harta karun. Temuan tersebut kemudian dinamakan Hoxne Hoard.

Harta karun tersebut berisi lebih dari 15 ribu keping koin, 200 item perhiasan emas, dan berbagai peralatan makan berbahan perak, seperti sendok makan dan sendok sayur. Peneliti meyakini bahwa benda-benda itu milik keluarga yang sangat kaya pada masanya. Harta karun itu ditaksir dengan harga 2,66 juta poundsterling. Kini, barang-barang tersebut dipajang di British Museum, London.

Harta karun Kaisarea

Pada 2015, telah ditemukan

Kaisarea. Saat menyelam di dekat pelabuhan kuno Kaisarea, seseorang bernama Zvilka Fayer melihat koin emas berhiaskan tulisan Arab di dasar laut. Logam emas alias Dinar ini memberikan gambaran sekilas tentang sejarah Kaisarea pada masa Dinasti Fatimiyah Islam sebelum

Peneliti di Laboratorium Teknologi Energi Nasional di Pennsylvania, Amerika Serikat, pada akhir tahun lalu menemukan adanya 'harta karun' berupa sumber tambang yang berharga. Ini ditemukan di sebuah endapan geologis kuno.

Untuk diketahui, Pennsylvania merupakan wilayah yang terletak di lapisan batuan sedimen, yang dikenal sebagai Marcellus Shale. Wilayah ini sangat kaya akan gas alam.

Fondasi geologisnya diendapkan hampir 400 juta tahun yang lalu oleh aktivitas gunung berapi dan mengandung litium dari abu vulkanik, demikian laporan yang dikutip dari ScienceAlert.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam kurun waktu yang lama, air tanah yang dalam telah melarutkan litium dalam batuan tersebut, sehingga pada dasarnya menambang di bawah permukaan," ucap Justin Mackey, seorang peneliti di Laboratorium Teknologi Energi Nasional di Pennsylvania.

Mackey dan rekan-rekannya kini menemukan bahwa ketika air limbah itu dikeruk dari dalam melalui aktivitas fracking, air tersebut mengandung litium dalam jumlah yang mencengangkan.

"Kami hanya tidak tahu berapa banyak yang ada di sana," imbuhnya.

Fracking sendiri adalah salah satu teknik yang dikembangkan untuk memperoleh sisa-sisa minyak bumi yang ada di sumur-sumur produksi.

Cara kerjanya dengan mengebor tanah berbentuk L, sehingga air dapat dipompa ke bawah. Cara ini dapat memaksa zat yang lebih dalam, termasuk gas, keluar ke tempat terbuka.

Pengambilan Litium Dianggap Merusak Alam

Satu hal yang disorot kini adalah penemuan sumber litium yang tidak menyebabkan kerusakan lingkungan. Namun, solusi tersebut begitu rumit melihat lokasi penemuan litium baru-baru ini di Pennsylvania.

Karena lokasinya, Pennsylvania juga menjadi negara bagian terdepan dalam aktivitas fracking yang kontroversial, yang telah memicu banyak masalah lingkungan dan kesehatan.

"Air limbah dari minyak dan gas merupakan masalah yang tengah berkembang. Kini, limbah tersebut hanya diolah dan diinjeksi ulang seminimal mungkin," ujar Mackey.

Menurut peneliti, masih ada cara lain untuk memanfaatkan limbah dengan baik. Praktik pengukuran cadangan litium dalam air limbah fracking masih berpotensi membuat litium yang berharga menjadi sia-sia.

Penelitian Mackey dan rekan-rekannya, sebenarnya hanya menunjukkan bahwa wilayah Marcellus Shale masih memiliki kapasitas untuk memberikan hasil litium yang signifikan pada masa mendatang.

Meskipun terdengar begitu menjanjikan, dampak lingkungan dari ekstraksi litium dari air limbah fracking belum diteliti dan air limbah ini hanya akan tersedia apabila aktivitas fracking terus dilakukan.

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa Indonesia dianugerahi kekayaan sumber daya alam yang cukup melimpah. Salah satunya yang berasal dari sumber energi panas bumi.

Koordinator Pengawasan Eksplorasi dan Eksploitasi Panas Bumi EBTKE Kementerian ESDM, Roni Chandra Harahap membeberkan bahwa potensi energi panas bumi yang dimiliki Indonesia menjadi salah satu yang terbesar di dunia dengan proyeksi mencapai 23 Giga Watt (GW).

Menurut dia, potensi besar ini tersebar di seluruh Indonesia, menyusul keberadaan 127 gunung api aktif yang menyimpan cadangan energi panas bumi yang sangat melimpah.

"Itulah adilnya Tuhan dibalik itu semua dianugerahkan sumber energi begitu besar dan kalau bicara Panas Bumi, potensi kita ini yang terbesar di dunia angkanya 23 GW setara listrik ini luar biasa besar di dunia," kata dia dalam diskusi Implementasi Komitmen Penggunaan Produk Pipa Baja Seamless Dalam Negeri, Rabu (6/11/2024).

Di sisi lain, Indonesia juga memiliki komitmen kuat untuk mencapai net zero emission pada 2060 atau bahkan lebih cepat. Untuk mencapai target ini, Indonesia akan memanfaatkan sumber energi terbarukan (EBT), terutama energi panas bumi.

"Artinya kita akan menggunakan sebagian besar sumber energi kita dari sumber EBT dan Geothermal salah satunya," kata dia.

Roni menilai bahwa besarnya potensi ini membuat Indonesia layak disebut sebagai Timur Tengahnya energi panas bumi. Mengingat paradigma yang dulu identik dengan minyak dan gas bumi di Timur Tengah kini dapat dialihkan ke energi panas bumi di Indonesia.

"Karena lazimnya paradigma di bawa ke timur tengah jadi pas bicara timur tengah yang dipikirkan oil and gas. Nah geothermal ini Indonesia timur tengahnya geothermal. Begitu besarnya potensi ini maka kita akan kembangkan 23 GW tadi planning kita setidaknya 22 GW," katanya.

Saksikan video di bawah ini:

Harta Karun Panagyurishte

Harta karun emas Panagyurishte ini merupakan harta karun Thracia paling mewah, ditemukan pada tahun 1949, oleh tiga bersaudara di Bulgaria tengah. Terdiri dari sembilan bejana emas, termasuk phiale, amphora, dan tujuh rhyton, harta karun tersebut memiliki berat total lebih dari tiga belas pon dan dibuat dari emas 23 karat.

Berasal dari abad ke-4 hingga ke-3 SM, harta karun tersebut diyakini berfungsi sebagai perangkat upacara kerajaan, kemungkinan untuk Raja Thracia. Dipajang di berbagai museum di seluruh dunia, ini merupakan artifak budaya yang menonjol. Artifak ini juga menjadi koleksi seni utama Thracia di Museum Sejarah Nasinal di Sofia, Bulgaria.

Batangan emas Pepita Canaa yang mengesankan ditemukan di Serra Pelada Brazil pada 1983. Harta karun emas ini memiliki berat 65 kilogram dan sekarang dipajang di Museum Brasilia. Pepita Canaa sempat menjadi kontroversi karena ukurannya lebih besar saat pertama ditemukan. Tetapi hancur berkeping-keping selama masa pemulihan. Meskipun demikian, bongkahan ini tetap menjadi bongkahan terbesar di dunia.

Pada tahun 1978, para tim arkeologi Soviet-Afghanistan yang dipimpin oleh arkeolog Rusia Viktor Sarianidi, melakukan penggalian di Tillya Tepe, yang diterjemahkan menjadi “Bukit Emas” dalam bahasa Persia.

Penggalian tersebut menemukan 20.600 item, termasuk koin, emas, perak, gading, dan batu mulia. Artifak ini berasal dari tahun 100 SM dan 100 M, meliputi kalung, ikat pinggang, medali, dan bahkan mahkota.

Dikenal dengan nama Tangan Iman, bongkahan emas ini berbentuk sangat khas dengan berat 28 kilogram. Emas ini ditemukan oleh pemburu emas Kevin Hillier pada 1980 di Wedderburn, Victoria, Australia. Saat ini, Tangan Iman ini tetap menjadi salah satu bongkahan emas paling besar yang pernah ada.

Nuestra Señora de las Mercedes

Nuestra Señora de las Mercedes merupakan kapal angkatan laut Spanyol yang mengangkut 50 ribu koin, 212 di antaranya emas dan sisanya perak. Kapal tersebut ditenggelamkan oleh Inggris di lepas Pantai Selatan Portugal pada tanggal 5 Oktober 1804 selama  Pertempuran Tanjung Santa Maria.

Dilansir Spain is Culture, pada tahun 2007, bangkai kapal tersebut ditemukan oleh Odyssey Marine Exploration. Mereka mengirimkan temuannya ke Amerika Serikat. Namun, pemerintah Spanyol mengklaim bahwa kapal itu merupakan bagian dari Angkatan Laut Spanyol yang artinya negara adalah pemilik sah dari emas tersebut.

Perselisihan antara kedua belah pihak berlangsung selama 5 tahun. Pengadilan memutuskan bahwa pemerintah Spanyol memang dan menjadi pemilik yang sah. Harta karun tersebut akhirnya dikirim kembali ke Spanyol dan menjadi aset budaya yang dipamerkan di Museum Angkatan Laut Spanyol dengan bantuan Museum Arkeologi Nasional Spanyol.

Sumber Litium yang Berharga bagi AS

Saat ini, Amerika Serikat (AS) sedang berada di ambang demam lithium. Permintaan material tersebut semakin meroket, mendorong ahli geologi untuk segera menemukan sumber lithium yang berharga ini.

Maka dari itu, penemuan sumber litium di air limbah dari industri fracking gas yang terbaru itu, menjadi sangat berharga bagi AS.

Lithium yang belum dieksploitasi ini, dapat memenuhi hampir setengah kebutuhan litium di AS. Meski begitu, AS masih harus mengimpor dari negara lain untuk memenuhi seluruh kebutuhan litium di negaranya.